Sabtu, 19 Oktober 2019

Tuhan dan Social Media

Apa kalian percaya keberadaan tuhan? Apa kalian percaya jika beribadah dapat membuat kalian masuk surga –NYA atau sebaliknya? Bukan kah pertanyaan itu cukup mengganggu kalian semua ? sebagai manusia yang beragama kita seakan dituntut untuk meyakini sesuatu yang bahkan kita tidak memahami nya sedikit pun. Pada era milenial ini banyak manusia yang bisa dengan mudah meyakini eksistensi tuhan dan percaya bahwa semua yang dilakukannya bisa membuatnya diterima di surga –NYA. Tanpa disadari mereka melakukan itu semua semata – mata kepercayaan dapat dibangun semudah menyebarkan ceramah pemuka agama di social media. bukankah itu hal yang cukup lucu ? karna kita bisa simpulkan ternyata tuhan tidak hanya menerima do’a via Ibadah tapi juga menerima doa via facebook, Instagram, twitter, dan lainnya. Sebagai manusia mereka lupa bahwa dirinya manusia dan secara tidak langsung mereka menjadi bagian dari teknologi itu sendiri. Mungkin tuhan tidak akan mempermasalahkan dimana kalian berdoa atau menggunakan apa kalian berdoa tapi tuhan pasti merasa kecewa bahwa cara hamba -NYA mendekatkan diri pada –NYA dengan cara Like, comment, share, dan subcribe. seharusnya kita memikirkan perasaan tuhan bahwa di surga tidak ada wifi, smartphone, laptop, dan bahkan I Phone 11. Mungkin dengan kuasa –Nya tuhan bisa dengan mudah menghadirkan itu semua di surga –NYA tapi apa mungkin tuhan mau menghabiskan waktunya hanya untuk berselancar di internet ? jika tuhan memang mau berselancar di internet mungkin tuhan akan semakin kecewa dengan keadaan makhluk ciptaan –NYA .
Manusia kini memperjual belikan tiket surga melalui social media dan itu fakta yang cukup unik karena mereka menjual tiket surga yang bahkan mereka tidak tau bagaimana bentuk surga itu sendiri. Social media sudah membuat kita mengabaikan akal sehat yang sudah tuhan berikan dan itu adalah suatu kemunduran telak untuk manusia. Beragama memang harus di jalani dengan keyakinan yang kuat tapi bukan berarti kita harus mengabaikan logika. Mempertebal iman tanpa memperluas akal itu sama saja seperti membangun rumah tapi mengabaikan pondasi karna hati dan pikiran adalah hal yang tidak bisa di kedepankan salah satunya. Hati dan pikiran harus berjalan seimbang selayaknya dau pasangan suami istri yang membangun rumah tangga yang sehat dan baik.

Internet menjadi salah satu alat yang bisa membantu manusia menjalin silaturahmi ke sesamanya tapi sayang nya internet bukan alat yang cukup baik untuk mendekatkan diri pada tuhan.
Share:

0 comments:

Posting Komentar