“Memuliakan manusia, berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya” – Abdurrahman Wahid, Presiden Ke-3 Republik Indonesia.
Kemanusiaan menjadi isu sentral dalam mewujudkan harmonisasi, kolektifitas, dan solidaritas seluruh pihak, baik stakeholder maupun masyarakat guna menghadapi COVID-19 ini. Tak dapat dihindari pula, permasalahan kemanusiaan ini pun rentan terjadi di kalangan masyarakat khususnya mengenai permasalahan penolakan jenazah yang menjadi korban berkaitan dengan COVID-19 di beberapa daerah yang santer dimuat di berbagai media pemberitaan. Padahal dalam kondisi pelik saat ini, diperlukannya peningkatan dalam nilai-nilai empati yang lebih membumi. Kurang nya sikap toleransi pada lingkungan masyarakat menyebabkan hal ini terjadi. Seharusnya di masa pandemi ini para masyarakat dapat saling membangun dan menolong satu sama lain karena hal ini bukan lah sesuatu yang personal seperti tentang agama, ras, atau etnik hal ini mencakup hal yang lebih besar yaitu kemanusiaan.
Dalam konteks ini, kita tidak hanya perlu meningkatkan kemampuan manajerial individu, memahami permasalahan yang terjadi, dan membangun kerjasama di berbagai sektor, namun juga harus dengan memperteguh komitmen, memperjelas arah, dan meningkatkan strategi penyelesaian sesuai dengan konteks dan permasalahan yang dihadapi, terlebih dengan melihat pluralisme keagamaan, heterogenitas etnik dan budaya, serta pengaruh paham keagamaan terhadap seluruh aktifitas kehidupan dalam bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Karena itu menjadi tugas bersama untuk membangun iklim keagamaan yang kondusif bagi pembangunan tata sosial yang aman dan tertib, kehidupan masyarakat yang rukun dan damai, serta perwujudan cita-cita keagamaan dalam membangun masyarakat yang religius terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Dengan terealisasikannya suasana keagamaan yang disertai dengan nilai-nilai kemanusiaan, maka iklim sosial yang kondusif akan tercipta di tengah masyarakat.
Peran serta dan keterlibatan seluruh elemen menjadi hal penting, khususnya pemerintah baik pusat mapun daerah, ahli kesehatan, pemuka agama, dan seluruh lapisan masyarakat diharapkan agar memahami dan mengamalkan nilai-nilai gotong royong disertai dengan segala instruksi yang ada saat ini, guna mengatasi segala bentuk permasalahan kemanusiaan yang timbul dalam permasalahan COVID-19 dan masa mendatang guna menjadi pribadi yang berwawasan kebangsaan yang disertai dengan nilai-nilai religius dan humanisme.
Daftar Pustaka
https://kumparan.com/zuhri-triansyah/toleransi-kemanusiaan-dalam-pandemi-covid-19-1t9WCFrMxEd/full
0 comments:
Posting Komentar