Nama : Septian Ahmad Syadad
Kelas : 4DB02
NPM : 36116925
Kelas : 4DB02
NPM : 36116925
Tugas 7 Organisasi dan Metode
Konflik: “ Antar Individu ”
Menjadi
santri bukan hal istimewa bahkan hebat terutama bagi saya. Namun, hal itu
membuat beban baru bagi seorang santri baik saat masih dalam pesantren
atau pun saat dalam lingkup masyarakat. Di
tahun 2010 menjadi awal bagi saya dalam menempuh pendidikan pesantren. Banyak hal
baru yang saya rasakan di sana karena saya terlahir di ibu kota dan harus
beradaptasi dengan lingkungan pesantren. Adaptasi menjadi hal yang sangat sulit
untuk saya lakukan bahkan saya butuh waktu tiga tahun untuk benar – benar beradaptasi
di lingkungan pesantren. Banyak hal yang terjadi selama saya di pesantren
seperti salah satu nya adalah saat saya memilih untuk lari dari pesantren dan
memilih untuk tinggal di tengah kota Cirebon. Tindakan itu saya ambil karena
sulit beradaptasi dan rasa egoisme yang tinggi hal itu menjadi konflik dalam
hidup saya namun sangat di sayangkan adalah saya lebih memilih lari dari
konflik itu. Pada akhirnya tindakan itu sangat membuat saya sadar bahwa lari dari
masalah bukan hal yang tepat dan dari tidakan itu ada konsekuensi yang harus
saya terima seperti rasa kecewa dari orang-orang terdekat saya dan saya harus
di pindah kan ke pesantren yang lain nya.
Konflik
yang terjadi saat permulaan saya pesantren menjadi pelajaran berharga buat saya
yang akhir nya membangun karakter baru
buat diri saya. Dimana hal itu membuat saya lebih bisa berfikir realistis dan
belajar beradaptasi. Meskipun butuh waktu yang cukup lama agar benar-benar
beradaptasi namun hal itu sangat membuat saya belajar banyak hal. Dari semua
yang sudah saya pelajari dan saya mulai mempraktekan dengan ikut dalam
kepengurusan di pesantren menjadi hal baru juga bagi saya. Yang akhirnya
memunculkan konflik baru yaitu saya harus bisa mengayomi para santri agar dapat
mengikuti kegiatan dengan baik dan membuat santri selalu nyaman di asrama. Dalam konflik itu saya berusaha mengambil
perpekstif yang berbeda yaitu saya berusaha memahami apa yang santri butuh kan
dari situ belajar bahwa mendengar kan keluhan dari anggota menjadi hal penting
dalam sebuah perkumpulan atau organisasi. Saya berusaha menjadi pengurus yang
bukan hanya terpaku oleh peraturan namun juga berusaha jadi pengurus yang dapat
memahami apa yang anggota butuh kan. Perbedaan karakter para santri juga
menjadi hal yang sangat sulit untuk di pahami dan saya berusaha mencari metode
agar dapat memahami perbedaan nya dan itu membuat saya bersikap untuk selalu
netral dan mengedapan kan kebutuhan santri.
Metode itu sangat berhasil yang
akhirnya membuat para santri nyaman dan dapat beradaptasi dengan lingkungan. Keputusan
saya dalam hal itu membuat tahun terakhir saya di pesantren di tunjuk menjadi
ketua asrama yang akhirnya akan melahirkan konflik baru. Itu menjadi sebuah
beban berat tapi menjadi pelajaran berharga juga bagi saya. Karena semakin
dewasa seseorang akan semakin besar tanggung jawab yang akan di pegang nya.